Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Tyto Alba, Pengendali Tikus Alami

Tikus merupakan salah satu hama utama pada tanaman padi yang sangat merugikan. Serangan tikus tergolong cepat dengan type kerusakan mutlak, artinya kerusakan pada tanaman atau bagian tanaman yang dapat menyebabkan tanaman atau bagian tanaman tersebut tidak menghasilkan. Perkembangan tikus sangat cepat, yang disebabkan karena kemampuan reproduksi tikus yang sangat tinggi. Tikus memasuki masa reprodukif pada usia 2-3 bulan, dengan masa bunting 21-23 hari, dan 24-48 jam setelah melahirkan segera memasuki masa berahi kembali.  Apabila faktor pakan dan lingkungan mendukung, tikus dapat menghasilkan 3-8 pasang anak dalam satu kali fase reproduksi. Sehingga rerata 1 pasang ekor tikus dapat menghasilkan keturunan menjadi 2048 ekor setahun. Umumnya tikus hidup dalam koloni dan menyerang tanaman secara bersamaan. Ciri kerusakan tanaman padi yang terserang tikus adalah bentuk potongan pada batang tanaman menyerong dengan sudut 45 ◦ yang ditimbulkan oleh keratan tikus. Pengendalian...

Tanaman Bengkoang sebagai Bahan Pestisida Nabati

Gambar
Tanaman bengkoang termasuk dalam famili Leguminose (polong-polongan). Tanaman tumbuh menjalar/merambat dan membelit, dengan bentuk daun membulat dengan ujung lancip. Pangkal daun tumpul dengan permukaan daun kasar dan berbulu halus. Sepintas, bentuk daunmirip dengan bentuk daun kedelai, hanya ukurannya lebih besar. Bunga bengkoang berbentuk tandan dengan warna putih keunguan. Biji berbentuk pipih kecil, berada dalam kantung buah yang berwarna hijau selagi muda, dan berubah coklat saat sudah tua. Perkembangbiakan tanaman dilakukan dengan biji. Foto : Hagni, 2016 Tanaman bengkoang banyak dibudidayakan di daerah Kebumen Jawa Tengah. Selain diambil umbinya, tanaman bengkoang juga mempunyai fungsi sebagai bahan pestisida nabati. Kandungan kimia dalam daun dan biji bengkuang adalah rotenon dan pachyrid. Namun demikian yang banyak digunakan sebagai pestisida nabati adalah bijinya. Cara kerja biji bengkuang sebagai insektisida adalah dengan cara menghambat metabolisme dan si...

Solarisasi Tanah

Solarisasi tanah merupakan salah satu proses untuk mendapatkan tanah yang sehat, dengan memanfaatkan panas sinar matahari. Pada proses solarisasi tanah ini, terjadi peningkatan suhu tanah yang cukup signifikan, yang dapat mematikan sumber patogen bagi tanaman yang terdapat di dalam tanah. Meskipun demikian, bakteri termofilik (bakteri yang tahan panas) masih dapat hidup. Umumnya, bakteri termofilik ini merupakan bakteri yang berpengaruh positif bagi pertumbuhan tanaman, misalnya dari kelompok Bacillus. Proses solarisasi tanah seringkali melibatkan agens hayati PGPR, guna mendapatkan tanah yang lebih sehat dan kaya nutrisi akibat aktivitas kandungan bakteri dalam PGPR. Proses solarisasi tanah dengan menggunakan PGPR adalah sebagai berikut:       Sediakan tanah dan kompos atau pupuk kandang yang sudah relatif matang, dengan perbandingan kurang lebih 4:1 untuk tanah:pupuk kandang. Campur hingga merata, lalu buat guludan dengan tinggi maksimal 20 cm...

Alat Fermentor Sederhana

Pada prinsipnya, alat fermentor sederhana merupakan alat bantu fermentasi yang berfungsi mensuplai udara yang bersih/steril ke dalam media perbanyakan agens hayati. Alat fermentor sederhana dapat dirakit sendiri dengan memanfaatkan botol bekas kemasan air minum.  Bahan yang dibutuhkan untuk membuat alat fermentor sederhana terdiri dari: 1.     Aerator, seperti yang banyak digunakan pada aquarium 2.     Selang plastik kecil 3.     Botol kemasan air minum 4.     Lem bakar 5.     Kapas atau glasswool 6.     PK (Kalium permanganat) Selang berfungsi untuk mengalirkan udara dari masing-masing botol yang berisi bahan PK, Kapas, Media perbanyakan dan air steril. Kapas atau glasswool berfungsi untuk menyaring apabila ada larutan PK yang terikut ke dalam selang, agar tidak masuk ke dalam media perbanyakan agens hayati. Sedangkan PK berfungsi untuk membuat udara steril. Adapu...